Pemuda Harapan Bangsa
Oleh : Muhammad Said/AF 4
Sumpah Pemuda adalah momen
penting bagi perubahan bangsa Indonesia. Generasi muda saat itu menjadi
pelopor persatuan nasional dalam simbol tanah air, kebangsaan, dan bahasa
persatuan melalui Sumpah Pemuda. Sejarah bangsa ini selalu diwarnai oleh
pemuda sebagai komponen utama. Pemuda memiliki semangat tinggi untuk melakukan
perubahan. Energi positif itu terpancar ketika mereka melihat suatu kejanggalan
pada bumi pertiwi. Pola pikir dan daya analisis yang tinggi terhadap masalah
bangsa membuat mereka merasa terpanggil untuk melakukan percepatan perbaikan
tanah air menuju ke arah yang lebih baik. Lalu, melihat realita sosial saat
ini, apa yang bisa mereka lakukan?. Persaingan global yang semakin panas
ditambah pesatnya perkembangan dunia teknologi membuat ekonomi kita semakin
jauh tertinggal. Tayangan televisi yang tidak mendidik justru semakin marak
disiarkan. Banyak generasi muda kita yang terjerumus ke dalam lembah kebodohan
hanya karena tidak mampu memilah tayangan yang pantas ditonton.
Melihat kenyataan yang terjadi
saat ini, maka dibutuhkan sosok pemuda yang dapat melakukan akselerasi
perbaikan bangsa. Akselerasi tersebut dapat terwujud melalui tindakan nyata dan
peran yang dapat mereka berikan. Lalu, peran seperti apakah yang dapat membawa
kita menuju ke gerbang kesejahteraan ?. Tidak adanya ekonom brilian yang
bergerak bersama di negeri ini untuk dapat memahami, mencerna dan menemukan
jalan keluar bagi krisis ekonomi merupakan salah satu penyebab kemunduran bumi
pertiwi. Begitu juga dimensi-dimensi lain dimana masing-masing pribadi bergerak
sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan keuntungan pribadi. Mereka memang
manusia-manusia brilian dan jenius tetapi seperti lidi yang berserakan, tidak
terorganisasi menjadi kekuatan bangsa di bawah sebuah kepemimpinan yang solid.
Kepemimpinan yang kuat dan baik tidaklah menjamin semua kesulitan kita selesai,
tapi kepemimpinan yang kuat dan baik memastikan bahwa semua solusi strategis
dan teknis yang kita rumuskan dapat bekerja secara benar dan efektif. Tapi, itu
pulalah yang menjadi kunci masalah dimana semua berakar dari sana : krisis
akhlak dan kepemimpinan.
Jika kita menyusuri sejarah
bangsa ini, 80 tahun yang lalu tepat pada
tanggal 28 Oktober, dengan
semangat yang bergejolak didada dan sanubari Pemuda Bangsa Indonesia (All
ethnic) menyerukan kebersatuan, kebersamaan, keberkawanan, kesamaan nasip, satu
tujuan yaitu menuju Indonesia Merdeka, Damai, Adil, Makmur dan Dihormati.
Para pemuda bersatu karena kesamaan nasib dan
tujuan, tidak di Indonesia di belanhan dunia juga demikian baik di Revolusi
Prancis, Revolusi Amerika maupun di China, demi untuk melaksanakan apa yang
dicita-citakan mereka rela berkorban harta benda, tenaga bahkan nyawa
sekalipun.
mari kita tengok kebelakang kita akan bertemu generasi 1900-an yang
mempelopori kebangkitan nasional dengan terbentuknya Boedi Soetomo sebagai
organisasi yang boleh dikatakan sebagai titik awal terbentuknya organisasi yang
bersifat nasional. Dilanjutkan dengan perjuangan generasi 1928 yang berhasil
mempelopori persatuan nasional melalui Sumpah Pemuda. Lalu,
kita akan bertemu dengan generasi 1945 yang mempelopori perjuangan kemerdekaan
dan generasi 1966 yang berhasil mengakhiri rezim Orde Lama. Semua
angkatan itu silih berganti sampai datang angkatan 1998 yang mampu menumbangkan
rezim Orde Baru. rangkaian sejarah ini membuktikan bahwa peran
pemuda sangat dinantikan untuk percepatan perbaikan bangsa. Mereka bersatu
dengan meluruskan akhlak dan niat untuk menuju perbaikan Indonesia. Mereka
bergerak di bawah kepemimpinan yang jelas dan terarah. Mereka bersatu padu
seperti seikat sapu lidi yang mampu membersihkan sampah-sampah yang berserakan.
Pemuda Indonesia dengan semangat besar bersatu
demi melaksanakan cita-cita mulia bangsa. Tapi, di zaman sekarang, pemuda kita
melupakan semangat itu, rasa ke AKU-an mulai merengsek bersarang di dada
masing-masing pemuda, terkikisnya rasa peduli akan sesama, hilangnya rasa
keterikatan, tak mampunya membendung budaya luar yang jelas-jelas berbeda dari
akar budaya kita.
Tidak sedikit dari Penerus bangsa ini yang
memiliki talenta yang membanggakan, tidak sedikit dari pemuda yang skill nya
diatas skill bangsa eropa lainnya…, tapi mereka lebih merasa nyaman hidup
dinegara yang menjamin segala kemapanan hidupnya, “…. untuk apa kita berjuang dinegeri sendiri jika
kita disana tidak dihargai dan akhirnya kita kan mati juga karena keadaan
itu” itu lah jawaban dari mereka… tapi coba kita pelajari dengan
semangat Sumpah Pemuda 80 tahun silam.., apakah mereka berjuang untuk kehidupan
yang lebih baik, dari ketertindasan itu langsung merasakan kehidupan yang
enak-enak, nyaman, tentram… jawab nya TIDAK, tapi mengapa mereka melakukannya
dan bisa.. jawabnya karena mereka mencintai Negara dan Tanah Kelahiran nya.
Sebagai renungan di hari Sumpah Pemuda 28
Oktober, perjuangan kita bukan dengan senjata bukan secara begerilya,
menghancurkan pertahan musuh, tetapi perjuangan kita adalah memerangi perasaan
tamak akan apa yang kita miliki dan rasakan [kesenangannya], karena jika kita
sudah merasa nyaman dengan keberhasilan kita sendiri maka kita beransur-angsur
akan melupakan saudara kita, saudara kita tidak mengemis untuk kita kasihi,
untuk kita santuni, tetapi dengan rasa persaudaraan mari kita bersatu untuk
menuju keadilan dan kesejahteraan.
Indonesia membutuhkan peran
kita saat ini. Kita sebagai mahasiswa misalnya, menjadi profesional di bidang
kita adalah salah satu cara yang paling efektif. Berkumpul bersama dengan
pemuda lain yang memiliki visi searah lalu kita membentuk sebuah gerakan
nonanarkis yang tersusun secara rapih. Lalu kita berusaha menuju ke
sektor-sektor penting yang menjadi pusat pengambil keputusan atau sektor yang
menguasai hayat hidup bangsa ini. Kita bergerak bersama dengan tujuan untuk
memperbaiki bangsa ini. Kita bergerak dibawah arahan yang jelas. Karena itu
kita butuh pemimpin yang mampu menjalankan fungsi pembangkit kekompakan agar
pergerakan kita tidak mengalami perpecahan intern. Selain itu, kita butuh
integritas akhlak dan kepribadian. Sikap-sikap ini dapat dilatih dengan cara
aktif di organisasi seputar kampus atau lingkungan masyarakat. Banyak ilmu yang
dapat ditimba di sana. Pendewasaan pikiran, peningkatan daya analisis, dan
kemampuan untuk bekerja dalam tim dapat kita peroleh. Semakin strategis jabatan
dalam organisasi maka semakin banyak hal yang dapat diperoleh untuk
pengembangan diri dan wawasan.
Pemuda zaman
sekarang identik dengan hal-hal negatif, baik dari segi sikap, moral dan gaya
hidup, pemuda zaman sekarang masih di anggap anak kecil oleh kebanyakan orang
karena pemuda yang tak mampu untuk mengendalikan dirinya. Namun sebenarnya yang harus kita ketahui bahwa Pemuda
adalah kader penerus pemimpin-pemimpin bangsa saat ini, Pemuda adalah harapan
bangsa ini untuk terus maju dan berkembang.
1.
Pemuda yang bertakwa dan teguh pada agama yang
di anutnya.
2.
Pemuda yang terampil disegala bidang.
3.
Pemuda yang bisa mengabdikan dirinya bagi
masyarakat.
4.
Pemuda yang memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi kepada dirinya sendiri, orang lain , masyarakat dan bangsa.
5.
Pemuda yang selalu memikirkan masa depannya dan
mulai merencanakan cita-cita dan impiannya mulai sekarang.
6.
Pemuda yang tidak menunda pekerjaannya untuk
sesuatu yang tidak penting.
7.
Pemuda yang berani menanggung segala risiko
untuk kebenaran dan keadilan.
8.
Mempunyai rasa persaudaraan dan cinta kasih di
antara sesame manusia.
Apakah kita
termasuk orang yang memiliki sifat atau ciri seperti yang disebutkan
diatas? Jika tidak maka kita harus mengubah sikap kita menjadi cirri
pemuda yang telah disebutkan disebutkan di atas. Mulai dari sekarang ! jangan
menundanya!
Tentu kita
semua mengharapkan bangsa kita menjadi bangsa yang maju dan memiliki SDM
yang berkualitas dan dapat bersaing di tingkat global. Oleh sebab itu, kita
perlu berubah! Jika bukan generasi muda seperti kita yang merubah bangsa ini
menjadi lebih baik maka siapa lagi yang diharapkan? Karena sesungguhnya pemuda
adalah agen perubahan bangsa. Kita juga perlu memperbaiki kesehatan manusia
yang ada di Indonesia agar tercipta masyarakat sehat dan ber SDM yang
kualitasnya tinggi.
Zaman
globalisasi seperti saat ini jangan sampai merubah identitas kita sebagai pemuda
Indonesia. Kita boleh saja menerima kebudayaan barat itu, tapi kita juga harus
selektif memilih mana kebudayaan yang sesuai bagi kita sebagai bangsa Indonesia
dan mana yang tidak sesuai. Sebaiknya yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa segera kita tinggalkan dan buang jauh-jauh.
Pemuda adalah harapan bangsa.
Kelak mereka yang akan menahkodai bangsa ini. Semua tergantung dari seberapa
besar pengorbanan yang akan mereka persembahkan. Kita hanya bisa berharap
semoga mereka mampu memaksimalkan kinerja mereka masing-masing untuk memajukan
bangsa ini.

0 komentar:
Posting Komentar