Senin, 10 Juni 2013

HERMENEUTIKA; TANTANGAN TERHADAP KONSEP WAHYU DAN TAFSIR

HERMENEUTIKA;
TANTANGAN TERHADAP KONSEP WAHYU DAN TAFSIR
Oleh: Deki Ridho Anggara/TF 4

Akar Masalah:
1.      Kekaguman kepada Barat yang Superior; dianggap episode tertinggi dari puncak  peradaban manusia.
2.      Di Barat yg berlaku adalah Civil Society; masyarakat sipil, yg diatur oleh aturan manusia dan menolak intervensi Tuhan dan agama.
3.      Di Islam, konsep Civil Society yang Sekular, tidak ditemukan. Sedangkan Islam harus ikut partisipasi dan integrasi dalam globalisasi. Memberi justifikasi Islam atas konsep sosial Barat.
4.      Upaya gampangnya; memBarat kan dan meliberal kan Islam.
5.      Caranya; membaca, menafsir, dan menganalisa Islam dan sumbernya dengan metode dan teori-teori ilmu humaniora Barat.

Liberalisasi Studi Al-Qur’an, Tantangan Terhadap Konsep Wahyu
a.       Humanisme    b. Rasionalisme   c. Historisitas

A.    HUMANISASI àDesakralisasi Al-Qur’an
1.      Al-qur’an sebagai teks bahasa
2.      Alquran adalah produk budaya arab  
3.      Alquran terbuka terhadap pluralitas pemahaman
4.      Alquran telah keluar dari otoritas pembicara dan masuk ke dalam otoritas pembaca
B.     RASIONALISASI àDekonstruksi Konsep Al-Qur’an
mekanismenya àmenjadikan metode & teori humaniora dan cultural studies             sebagai framework studi alquran. àhasilnya: mengubah konsep wahyu & ada distorsi teks dan sejarah spt bible à al-qur’an = teks kitab suci agama lain
C.    HISTORISITAS
Tujuan kritis:
1.      Menjebol  akidah bahwa  alquran adalah sumber dari segala sumber hukum (al-hakimiyah)” à dekonstruksi & deformalisasi syari’ah
2.      Mengaitkan ayat alqur’an dengan situasi lingkungan dan zamannya, serta konteks-konteks sosio kultur yang berbeda
3.      Tidak berlaku lagi dalam kehidupan sosial-politik-ekonomi-budaya umat, karena telah kehilangan patronase dan elan vital hukum saat ia diturunkan.”

SERUAN KAUM LIBERAL
Islam ingin ditafsirkan dan dihadirkan secara liberal-progresif dengan metode ‘HERMENEUTIK’, yakni metode penafsiran dan interpretasi terhadap teks, konteks dan realitas…Pilihan terhadap metode ini merupakan pilihan sadar yang secara instrinsik built-in di kalangan Islam Liberal sebagai metode untuk membantu usaha penafsiran dan interpretasi.
WACANA HERMENEUTIKA DALAM STUDI AL-QUR’AN
1.      TREND
v  Sebagai Mitra Tafsir (Aksin Wijaya)
v  Sebagai Pendekatan Baru (M. Amin Abdullah)
v  Sebagai Pengganti Ilmu Tafsir (Zainal Abidin)
2.      REASONING
v  Al-Quran adalah Refleksi dari dan Respon atas kondisi sosial Arab abad-7 yg primitif - patriarkis
v  Ulumul Quran tdk punya variabel kontekstualisasi
v  Ilmu Tafsir klasik Memberhalakan Teks dan Mengabaikan Realitas
v  Memaksakan prinsip universalitas Al-Quran ke dalam konteks apapun; tekstualis dan literalis
v  Menyebabkan Status Quo dan kemerosotan umat di smw bid.
Penelitian Litbang Departemen Agama tentang Perkembangan Paham Liberal di Indonesia
“Al-Qur’an bukan lagi dianggap sebagai wahyu suci dari Allah swt. kepada Muhammad saw., melainkan merupakan produk budaya (muntaj tsaqafi) sebagaimana yang digulirkan oleh Nasr Hamid Abu Zayd. Metode tafsir yang digunakan adalah hermeneutika, karena metode tafsir konvensional dianggap sudah tidak sesuai dengan zaman. Amin Abdullah mengatakan bahwa sebagian tafsir dan ilmu penafsiran yang diwarisi umat Islam selama ini dianggap telah melanggengkan status quo dan kemerosotan umat Islam secara moral, politik, dan budaya. Hermeneutika kini sudah menjadi kurikulum resmi di UIN/ IAIN/ STAIN seluruh Indonesia. Bahkan, di Perguruan Tinggi Islam di Nusantara ini, hermeneutika makin digemari.”  (14 November 2006).
HERMENEUTIKA SOLUSI LIBERAL
Hermeneutika bagi kaum liberal adalah keniscayaan dan satu-satunya pilihan sebagai solusi utk menjembatani kebuntuan dan krisis ‘ulumul qur’an dan tafsir klasik yang sudah tidak relevan lagi dengan konteks dan semangat zaman yang terus berubah.

Karakter Dasar Hermeneutika
v  Membaca & memahami agama/kitab suci dengan cara menundukkannya dalam  ruang sejarah, bahasa dan budaya yg terbatas.
v  Ia tidak sejalan dg konsep tafsir/takwil Islam.
v  dikembangkan oleh peradaban Barat
MENGAPA KRITIK HERMENEUTIKA?
HERMENEUTIKA à DAPAT MENJADI  ‘BULDOSER’ PALING EFEKTIF DLM PROGRAM SEKULARISASI – LIBERALISASI STUDI ISLAM &  QURAN  à MASYARAKAT MUSLIM YG SEKULER  & LIBERAL .
Salah satu Tujuan Hermeneutika dalam Kajian Al-Quran
v  Menggusur dan mengkooptasi ajaran2 Islam yang baku & permanen (Tsawabit)
v  Kompatibel dgn pandangan hidup dan nilai2 moderenitas Barat sekuler.
Kerancuan Definisi:
Nasr Hamid dalam wawancaranya mengatakan bahwa:
"Hermeneutik dalam bahasa Arab adalah takwil. Takwil adalah metode yang sangat-sangat Islami untuk memahami Al-Qur'an. Tidak peduli Anda Sunni, Syiah, atau apa, Anda perlu menginterpretasi Al-Qur'an. Hermeneutik adalah teori untuk menginterpretasi Al-Qur'an."
1.      Pada awalnya digunakan untuk mengkritisi bibel ß bibel dianggap bermasalah dlm kewibawaan yg keasliannya  (hermeneutik à menyamarkan kedudukan teks kitab suci)
2.      Kosa kata dlm kitab suci dianggap permisif utk disusupi berbagai dugaan, pembacaan subjektif  & relatifitas sejarah.( mengesampingkan kemapanan bahasa & susunan makna dlm bahasa (semantic structures))
3.      Pemisahan makna antara yg normatif & yg historis di satu sisi, & menempatkan kebenaran sec. Kondisional menurut budaya & jangka historis tertentu à paham sekuler.
Unsur-unsur Ketidakcocokan
  1. Pada awalnya digunakan untuk mengkritisi BIBEL ß BIBEL dianggap bermasalah dlm kewibawaan yg keasliannya HERMENEUTIK à MENYAMARKAN KEDUDUKAN TEKS KITAB SUCI .
  2.  Kosa kata dlm kitab suci dianggap permisif utk disusupi berbagai dugaan, pembacaan subjektif  & relatifitas sejarah. Mengesampingkan kemapanan bahasa & susunan makna dlm bahasa (semantic structures) .
  3. Pemisahan makna antara yg normatif & yg historis di satu sisi, & menempatkan kebenaran sec. kondisional menurut budaya & jangka historis tertentu à paham sekuler!!
DEKONSTRUKSI WAHYU DAN MUSHAF
Nasr Hamid Abu Zaid (Liberal Mesir)
v  al-Qur`an adalah Produk Sejarah
v  al-Qur`an adalah Bahasa Manusia
Mohammed Arkoun (Liberal Aljazair)
v  wahyu hanya dapat diketahui oleh manusia melalui “edisi dunia” (editions terrestres) yang telah mengalami modifikasi, revisi dan substitusi
Fazlurrahman (Liberal Pakistan)
v  Penganut hermeneutika; Tafsir Quran klasik bersifat tradisional à Tidak up-date à hermeneutika ‘gerak ganda’.
v  menolak poligami, hukuman potong tangan, bunga bank sebagai riba.
KONSEP DASAR AL-QUR’AN
v  Al-qur’an bukan teks
v  Al-qur’an bukan teks budaya
v  Al-qur’an bukan teks bahasa
v  Al-qur’an bukan teks historis
v  Al-qur’an bukan teks manusiawi
Perbandingan Al-Quran dan Bible
Al-Qur’an:
v   Teks Wahyu
v  Final & Otentik
v  Tafsir Makna Teks
v  Universal
  Bible :                                    
v  Teks Manusiawi + Inspirasi Tuhan
v  Personal & Konteks Budaya
v  Tafsir Kontekstualisasi
v  Lokal Temporal & Relatif
POIN-POIN PERBEDAAN TA’WIL DENGAN HERMENEUTIKA
Ta’wil
  1. Tunduk pada kesucian dan keilahian sumber teks
  2. Ada tingkatan jenis lafaz à -Zahir (menerima takwil)-Nash (yg tdk menerima )
  1. Orientasi kpd makna yg tetap kec. Ada dalil lain
  2. Cara mempertahankan  norma keimanan dasar2 agama
Hermeneutika
  1. Teks sbg fenomena bahasa yg profan
  2. Semua jenis teks sama, yg membedakan a.d makna & signifikasi
  3. Reorientasi dr makna kpd pemahaman yg setiap saat berubah sesuai perkembangan realitas dan kondisi
  4. Metode mengosongkan teks agama dr ruh (ajaran dasar)
PERBANDINGAN HERMENEUTIKA & TAFSIR
Hermeneutika           
v  Relativisme à semua tafsir relatif, tak ada yg mutlak benar.
v  Skeptisisme à meragukan kebenaran al-qur’an.
v  Desakralisasi à al-qur’an kitab biasa tdk suci.
v  Anti dogma-otoritas à siapapun berhak menafsirkan al-qur’an.
v  Siklus hermeneutik à makna selalu berubah.
Tafsir
v  Tafsir ada yang qoth’i (mutlak benar) & yg zhonni (yakin benar).
v  Yakin terhadap kebenaran al-qur’an à otentik dan final dr allah swt.
v  Al-qur’an sakral à mulia dan penuh mukjizat.
v  Otoritas moderat à mufasir yg qualified berhak menafsirkan.
v  Makna al-qur’an statis à pemahaman mufasir terbatas.
METODOLOGI TAFSIR AL-QURAN ALA ULIL cs à HUMANIS- SEKULER
Menurut Ulil Cs, ada 3 kerapuhan dalam metodologi tafsir klasik
  1. Memandang negatif kemampuan akal public dalam menyulih bahkan menganulir ketentuan-ketentuan legal-formalistik di dalam Islam yg tidak lagi relevan.
  2. Tidak menghiraukan kemampuan manusia di dalam merumuskan konsep kemaslahatan .
  3. Pemberhalaaan teks dan pengabaian realitas merupakan ciri umum dari metodologi lama; Aktifitas ijtihad selalu digerakkan di dalam areal teks à ilegal bila tdk berkulminasi pada teks.
Kaidah-kaidah Tafsir Liberal
  1. al-‘ibrah bil maqashid la bil alfazh (Yang penting adalah tujuan bukan redaksi/sarana), cth:  Hukum Potong Tangan (Hadd Sariqoh) à tdk perlu lagi, bisa dg bentuk sanksi lain, memiliki efek jera yg sama.
  2. jawaz naskh an-nushush (al-juz’iyyah) bil mashlahah , (Boleh menghapus teks2 partikular dg dalih maslahat kontemporer), cth: Kawin Beda Agama à  Halal krn alasan HAM dan Pluralisme Agama
  3. tanqih an-nushush bi ‘aql al-mujatama’ yajuz (Boleh menyortir dan mengedit teks dengan rasionalitas publik), cth : Batasan Aurat Wanita Muslimah à fleksibel dan Jilbab tidak wajib, asal memenuhi kepantasan umum (public decency).
Dekonstruksi Syariah Berkedok Teori Kemaslahatan & Maqashid
v  kaum liberal berani menganulir teks2 syariah atas nama pemenuhan kemaslahatan manusia !!!
v  seakan-akan syariah hadir untuk merampas kemaslahatan manusia
v  Klaim mereka à tidak bermaksud merobohkan syariah, melainkan hendak menjaga maqashid & substansinya, tanpa harus terikat dgn bentuk formalnya, ???
Dekonstruksi Syariah Berkedok Teori Kemaslahatan & Maqashid (Cont.)
  1. Mereka hendak membatalkan & merobohkan seluruh bangunan fikih & ilmu ushul fikih.
  2. Mencukupkan diri dengan konsep maqashid yg cenderung sekuler.
  3. justifikasi semua produk Mencukupkan diri dengan konsep maqashid yg cenderung sekulerhukum dan peradaban Barat modern dan postmo.
  4. Semuanya bisa dibenarkan atas nama maqashid syariah à Menghancurkan hukum2 syariah atas nama syariah itu sendiri.
PENGARUH FILSAFAT HUMANISME SEKULER DALAM STUDI AL-QUR’AN
  1. Humanism à A system of thought that considers that solving human problems with the help of the reason, is more important than religious beliefs. It emphasizes the fact that the basic nature of human being is good”
            (Oxford Advanced Learner’s, p.635)
2.      Humanisme à ideologi yg mengagungkan & memberhalakan human interest (kepentingan manusia), melebihi kepentingan apa pun.
  1. Manusia lebih penting dari agama; sikap manusiawi seakan menjadi lebih mulia daripada sikap religius .
IMPLIKASI PAHAM INI:
v  Aplikasi dari paham humanisme ini à segala perkara yg merugikan kepentingan manusia, membelenggu kebebasannya, serta membatasi keinginan-keinginannya, harus ditolak jauh-jauh. Hak Allah swt untuk mencampuri kehidupan manusia jg harus ditolak!! Apapun yg dianggap menjerat kebebasan manusia !! à termasuk aturan syar,I !
v  Seorang humanis sejati akan memberi kebebasan penuh kpd diri dan keluarganya. Termasuk kebebasan memilih agama, jalan hidup, orientasi  seksual, transaksi bisnis yg haram, dll.
v  Aplikasi dari paham humanisme ini à segala perkara yg merugikan kepentingan manusia, membelenggu kebebasannya, serta membatasi keinginan-keinginannya, harus ditolak jauh-jauh. Hak Allah swt untuk mencampuri kehidupan manusia jg harus ditolak!! Apapun yg dianggap menjerat kebebasan manusia !! à termasuk aturan syar,I !
v  Seorang humanis sejati akan memberi kebebasan penuh kpd diri dan keluarganya. Termasuk kebebasan memilih agama, jalan hidup, orientasi  seksual, transaksi bisnis yg haram, dll.

DAMPAK LIBERALISASI AL-QUR’AN; PEROMBAKAN STRUKTUR DAN KONSEP DASAR IDEOLOGI ISLAM
  1. Pertama, Konsep tentang wahyu atau nash Al-Qur’an; rekonstruksi sejarah Al-Qur’an dan proyek mushaf edisi kritis à tafsir kritis terhadap Al-Qur’an
  2. Kedua, Konsep agama Islam pun telah berubah; Islam normative-ideal hilang dan hanya tersisa Islam historis, HUKUM Islam tak lagi absolute, ISLAM TIDAK UNIVERSAL
  3. Ketiga, prototype muslim dan keberagamaan Islam yang baru. Yaitu Islam minus syariah, Islam tanpa siyasah, Islam tanpa muamalat, Islam tanpa ruh, Islam tanpa busana, Islam tanpa pendidikan dan jihad, alias Islam minimalis yang cukup shalat.
DAMPAK LIBERALISASI AL-QUR’AN
v  à bukan pembaharuan Islam, sbb tidak kreatif dan inovatif, melainkan adopsi atau duplikasi bulat-bulat tradisi dan konsep liberalisme keagamaan di Barat!
v  Kesimpulan: bisa menyebabkan kekufuran pemikiran manusia...
Grand strategi liberalisasi alqur’an itu adalah copy paste prinsip-prinsip abad pencerahan barat yang menentang otoritas agama (kristen), institusi agama (gereja) dan kaum agamawan (paus sebagai penguasa tafsir tunggal). Akibatnya peradaban barat kristen berubah haluan:
v  Dari berorientasi tuhan dan agama menjadi orientasi manusia dan nilai-nilai kemanusiaan; pemicu filsafat humanisme untuk mencabut otoritarianisme gereja di bidang spiritual manusia.
            [oleh kaum liberal islam diterjemahkan dalam proyek humanisasi teks à desakralisasi al-qur’an à kehancuran spiritualitas muslim].
v  Dari bersandar kepada skripture/teks bible menjadi berorientasi akliah dan observasi sains; pemicu rasionalisme (percaya thd kekuatan akal dan indra manusia) untuk mencabut otoritarianisme gereja di bidang keilmuan dan sains.
            [oleh kaum liberal islam diwujudkan dalam proyek rasionalisasi teks à dekonstruksi al-qur’an à dikotomi agama dan sains].
v  Dari berorientasi akhirat menjadi orientasi kehidupan dunia/jangka pendek di bidang politik kemasyarakatan. Memicu faham sekularisme untuk mencabut otoritarianisme gereja di bidang sosio kultur dan politik, dan menolak aturan agama di ranah publik.

[oleh kaum liberal islam diwujudkan dalam proyek historisitasi teks à  deformalisasi islam à politik sekularisasi umat islam].

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template