Dakwah
Menghadapi Orang Musyrik
Oleh:
Mahmud Rifaan Nudin/Tafsir 4
“katakan (muhammad),
“apakah kita akan memohon kepada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi
manfaat dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kita, dan apakah kita akan
dikembalikan kebelakang, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita,seperti
orang yang telah di sesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan.”
Kawan-kawanya mengajaknya ke jalan yang lurus (dengan mengatakan) “ikutilah
kami” katakanlah, “sesunggunya petunjuk Allah itulah petnjuk yag sebenarnya;
dan kita di perintahkan agar berserah diri kepada tuhan seluruh alam’ (
Al-An’am : 71
Dengan ayat ini Allah memperigatkan nabi Muhammad
ketika berdebat dengan kaum musyrikin , “ katakanlah olehmu wahai Muhammad, dihadapa
orang-orang yang tergelincir dari jalanNya dengan menyembah berhala, “ Apakah
pantas kami menyeru kepada selain Allah seperti batu dan kayu padahal keduanya
tidaklah mendatangkan kemanfaatan atau kemadharatan lalu kami menyembah kepada
selainNya dengan sepenuh hati. Pantaskah kami meninggalkan penyembahan kepada
Dzat yang ditangganNya lah segala sumber kemanfaatan dan kemudharatan,
kehidupan dan kematian, jika kalian berakal dan mampu membedakan antara yang
baik dengan yang jelek, tidak diragukan lagi bahwa kalian tahu dzat yang
diharapkan kemanfaatan dan ditakutkan kerusakannya itu lebih utama disembah
dari pada dzat yang tidak diharapkan kemafaatan dan tidak ditakuti
kemudharatannya?” (dan (apakah) kita akan di kembalikan kebelakang setelah
Allah memberi petunjuk kepada kita ) maksud nya murtad dari islam menuju
kekafiran. Maksud ayat(sepertiorang yang telah disesatkan oleh setan dibumi,
dalam keadaan kebungungan.” Kawan-kawanya mengajaknya ke jalan yang lurus
(dengan mengataka ikutilah kami ) yaitu perumpamaan kalian adalah seperti jika
kalian ufur setelah iman maka itu persis seseoran yan telah berjalan dengan
rombongan lalu tersesat dijalan. Mak mereka pun di sesatkan jalannya oleh setan
dimika bumi ini. Di sisi lain, para teman-temanya ini sedang berjalan di jalan
lain lalu mereka memanggil orang tersebut, “kemari, mendekatlah. Kami ini telah
menemukan jalan kembali [1]
Kondisi-kondisi di
skeliing para nabi dan pengikut-pengikut mereka dalam kurun perjuangan mereka
menghadapi kepungan kaum msyrikin dan jahiliyah telah mengharuskan para utusan
Allah untuk meningkatkan kewaspadaan. Tekad kuat untuk hidup sesuai dengan
kaidah prinsip islam seraya menyebarkan psan Allah, betapa pun telah di respon
dengan sikap permusuhan dan kkerasan oleh para pemimpin masyarakat sekitar.
Dalam banyak kasus, sikap memusuhi itu menjurus upaya-upaya membunuh sejumlah
nabi.
Kaum beriman
berkeyakinan bahwa segala sesuatu terjadiatas kehendak Allah. Kalau mereka di
serang, mereka yakin ada hikmah yang terselip di dalamnya sebab Al-Qur’an
menegaskan adanya kebaikan pada tiap peristiwa. Orang beriman yang tidak takut
kepada siapa ata apapun selan dari Allah menempuh cara-cara rasional dan
eningkatkan kewaspadaan untuk menggagalkan rencana makar terhadap mereka[2]
Referensi:
Tafsir
At-Tabari, jilid IX, 2001 : 326-328
Harun
Yahya,keindahan dalam kehidupan, 2003
0 komentar:
Posting Komentar