Jumat, 07 Juni 2013

Dakwah Menghadapi Orang Musyrik


Dakwah Menghadapi Orang Musyrik
Oleh: Mahmud Rifaan Nudin/Tafsir 4

“katakan (muhammad), “apakah kita akan memohon kepada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kita, dan apakah kita akan dikembalikan kebelakang, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita,seperti orang yang telah di sesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan.” Kawan-kawanya mengajaknya ke jalan yang lurus (dengan mengatakan) “ikutilah kami” katakanlah, “sesunggunya petunjuk Allah itulah petnjuk yag sebenarnya; dan kita di perintahkan agar berserah diri kepada tuhan seluruh alam’ ( Al-An’am : 71


Dengan  ayat ini Allah memperigatkan nabi Muhammad ketika berdebat dengan kaum musyrikin , “ katakanlah olehmu wahai Muhammad, dihadapa orang-orang yang tergelincir dari jalanNya dengan menyembah berhala, “ Apakah pantas kami menyeru kepada selain Allah seperti batu dan kayu padahal keduanya tidaklah mendatangkan kemanfaatan atau kemadharatan lalu kami menyembah kepada selainNya dengan sepenuh hati. Pantaskah kami meninggalkan penyembahan kepada Dzat yang ditangganNya lah segala sumber kemanfaatan dan kemudharatan, kehidupan dan kematian, jika kalian berakal dan mampu membedakan antara yang baik dengan yang jelek, tidak diragukan lagi bahwa kalian tahu dzat yang diharapkan kemanfaatan dan ditakutkan kerusakannya itu lebih utama disembah dari pada dzat yang tidak diharapkan kemafaatan dan tidak ditakuti kemudharatannya?” (dan (apakah) kita akan di kembalikan kebelakang setelah Allah memberi petunjuk kepada kita ) maksud nya murtad dari islam menuju kekafiran. Maksud ayat(sepertiorang yang telah disesatkan oleh setan dibumi, dalam keadaan kebungungan.” Kawan-kawanya mengajaknya ke jalan yang lurus (dengan mengataka ikutilah kami ) yaitu perumpamaan kalian adalah seperti jika kalian ufur setelah iman maka itu persis seseoran yan telah berjalan dengan rombongan lalu tersesat dijalan. Mak mereka pun di sesatkan jalannya oleh setan dimika bumi ini. Di sisi lain, para teman-temanya ini sedang berjalan di jalan lain lalu mereka memanggil orang tersebut, “kemari, mendekatlah. Kami ini telah menemukan jalan kembali [1] 
Kondisi-kondisi di skeliing para nabi dan pengikut-pengikut mereka dalam kurun perjuangan mereka menghadapi kepungan kaum msyrikin dan jahiliyah telah mengharuskan para utusan Allah untuk meningkatkan kewaspadaan. Tekad kuat untuk hidup sesuai dengan kaidah prinsip islam seraya menyebarkan psan Allah, betapa pun telah di respon dengan sikap permusuhan dan kkerasan oleh para pemimpin masyarakat sekitar. Dalam banyak kasus, sikap memusuhi itu menjurus upaya-upaya membunuh sejumlah nabi.
Kaum beriman berkeyakinan bahwa segala sesuatu terjadiatas kehendak Allah. Kalau mereka di serang, mereka yakin ada hikmah yang terselip di dalamnya sebab Al-Qur’an menegaskan adanya kebaikan pada tiap peristiwa. Orang beriman yang tidak takut kepada siapa ata apapun selan dari Allah menempuh cara-cara rasional dan eningkatkan kewaspadaan untuk menggagalkan rencana makar terhadap mereka[2]



Referensi:
Tafsir At-Tabari, jilid IX, 2001 : 326-328
Harun Yahya,keindahan dalam kehidupan, 2003



[1] Tafsir At-Tabari, jilid IX, 2001 : 326-328
[2] Harun Yahya,keindahan dalam kehidupan, 2003

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template